LUSTRUM | Prepare Pleno
Waktu emang berjalan cepat banget. Gak kerasa, ini udah hari dimana Nara bakalan ketemu panitia besar Lustrum fakultas.
Sebagai mahasiswa PR, Nara terbiasa menggunakan pakaian rapih kalau ke kampus. Tapi karna ini rapat diluar jam kampus, Nara merasa ia boleh sedikit 'santai'. Dia pakai fuzzy sweater warna soft blue, senada sama rambut birunya, dipadukan dengan denim warna putih. Gak lupa converse high knee kesayangannya yang bikin kakinya nambah keliatan jenjang. Bikin Nara keliatan kayak softboy gitu.
Diluar kosannya, hujan turun dengan deras. Otomatis dia gabisa naik gojek. Gampang sih, Rei pasti bawa mobilnya. Dia bakal nebeng aja, biar dateng ke ruang rapat juga bareng karna dia takut super canggung.
Nara emang anak komunikasi, bener. Tapi selama hampir tiga tahun berkuliah, Javier Naraya cuma beberapa kali ikut kepanitiaan fakultas. Itupun ia ambil peran yang pasif, kalau gak jadi LO ya masuk divisi konsumsi. Ia lebih sering ikut volunteering yang berpusat di kampus utama. Jadi sejujurnya, jaringan pertemanan dia sama anak prodi lain di fakultas itu gak terlalu luas.
Lain halnya dengan Rei dan Hansel. Mereka berdua anak LKF (Lembaga Kemahasiswaan Fakultas) yang setiap ada open recruitement event fakultas selalu aja ikut ambil andil. Tiap jalan bertiga di gedung fakultas, ada aja yang nyapa atau manggil. Nara sih gak iri, cuma dia berharap dia bisa punya temen diluar prodi juga.
Jadi Nara sedikit banyak bersyukur poin kepanitiaan dia kurang dikit. Oleh karena itu dia ditarik Rei buat join kepanitiaan Lustrum, yang otomatis, dia bakalan ketemu banyak teman baru diluar prodi karena ini acara besar yang bahkan melibatkan orang luar fakultas dan kampus.
Krinnnnnng!
“Oit. Lo dimana Rei?”
“Ni uda didepan. Pake payung Ra!”
Sebelum beranjak pergi, Nara kembali memperhatikan penampilannya di cermin. Nice, Presentable.
•••
Lain dengan Nara, lain halnya pula dengan si Jean.
Dia baru aja bangun tidur siang, soalnya kebetulan gaada kelas. Dengan malas dia cuci muka, gosok gigi seadanya. Tadi pagi udah mandi dan dia gak kemana-mana, ngapain juga mandi lagi yakan. Boros air, boros listrik.
Dah ganteng tuh rasanya meskipun cuci muka sama gosok gigi doang. Selanjutnya dia ngeluarin sweatpants andalan, kaos off-white jutaan yang dia punya dan hoodie item polos kesayangannya dari lemari. Pokoknya udah outfit mau main banget, lah. Padahal dia mau rapat besar perdana.
Jean ngerasa santai karena ini bukan pertama kalinya dia ikut rabes fakultas. Dulu sih waktu yang pertama, dia pake kemeja malah dibilang kayak mau raker resmi (Rapat Kerja) sama panitia lain. Lambat laun, semakin banyak kepanitiaan yang dia ikutin, ternyata ya...santai aja. Dosen juga sebagian besar gak protes, meskipun emang ada dosen dari prodi keagungan FTI yang pernah ngewanti-wanti. Siapalagi kalau bukan dosen prodi PR. Nah ditambah, dia tau kalau SC event ini tuh sir Nico, dosen muda yang terkenal dengan ke'santuy'annya.
Ngeliat ke luar jendela hujannya masih agak deras bikin Jean tambah mager. Segera dia kirim pesan ke Amar kalau dia bakal telat dikit. Males bawa mobil, jadi nunggu ujan reda aja biar bisa pakai motor.
Nasib baik banget Kordiv (Koordinator Divisi) yang terpilih tuh Amar. Udah gitu temen satu divisinya juga masih gengnya, ditambah belasan anak teknik informatika lain yang dia kenal. Emang cocok sih mereka masuk Divisi Akpertrans (Akomodasi, Perlengkapan, Transportasi). Liat aja deh sendiri, orang kuproy semua isinya.